Berdasarkan sejarah daerah ini dinamakan Labuhan Haji, dikarnakan pada era pendudukan Belanda dan Jepang, masyarakat Lombok memanfaatkan pelabuhan ini sebagai tempat awal berangkat menunaikan Ibadah Haji ke Mekkah, Arab Saudi. Pada masa itu, alat transportasi belum secanggih sekarang, dan masih dominan melalui perairan laut menggunakan kapal layar.
Untuk sampai di tanah suci, calon-calon haji ini berjuang dilaut dan
setidaknya membutuhkan tiga bulan perjalanan dalam sekali kesempatan
pergi berhaji.
Disamping penggunaannya sebagai pelabuhan untuk pergi berhaji, tempat
ini berfungsi pula sebagai pintu masuk para pedagang keturunan Cina ke wilayah Lombok. Usaha mereka tergolong sukses dan banyak diantara
mereka memutuskan untuk menetap. Hal ini bisa dilihat dari sebagian
bangunan dan perumahan tua yang ada disekitarnya terlihat memiliki
arsitektur khas budaya Cina.
Beberapa lokasi kuburan untuk warga keturunan Cina juga dapat ditemukan
seperti terlihat pada daerah Penede Gandor, sekira 500 meter dari
pelabuhan.
Namun, eksistensi keturunan Cina di Labuhan Haji perlahan menghilang dimulai pada peristiwa Gerakan 30 September / PKI pada tahun 1965. Seperti daerah laennya, waktu itu terjadi pembersihan etnis Cina di daerah ini.
Dermaga Labuhan Haji didirikan pada masa Pemerintahan Bupati Ali Bin Dahlan, yang menelan biaya ratusan Miliyar. Namun, hingga saat ini pengerjaannya belum rampung dan belum difungsikan sebagaimana yang diharapkan.
Sembari menunggu selesai perampungan, areal dermaga dipergunakan masyarakat setempat sebagai tempat mencari ikan dengan sampan dilengkapi baling-baling bermotor.
Pada Senin 17 Desember 2012, Labuhan Haji menjadi pusat perayaan Hari Nusantara ke-13 di hadiri oleh Wakil Presiden Boediono beserta istri, Ny Herawati Boedionono. Saat puncak acara, dimeriahkan dengan pemberian sejumlah penghargaan, Satyalancana Wira Karya kepada empat tokoh dari berbagai provinsi di Indonesia.
Momen peringatan Hari Nusantara ke-13 diawali dengan kegiatan pameran mulai dari tanggal 13 sampai dengan 17 Desember 2012 lalu. Ayo ke Lombok By +Bungas Zahid
Namun, eksistensi keturunan Cina di Labuhan Haji perlahan menghilang dimulai pada peristiwa Gerakan 30 September / PKI pada tahun 1965. Seperti daerah laennya, waktu itu terjadi pembersihan etnis Cina di daerah ini.
Dermaga Labuhan Haji didirikan pada masa Pemerintahan Bupati Ali Bin Dahlan, yang menelan biaya ratusan Miliyar. Namun, hingga saat ini pengerjaannya belum rampung dan belum difungsikan sebagaimana yang diharapkan.
Sembari menunggu selesai perampungan, areal dermaga dipergunakan masyarakat setempat sebagai tempat mencari ikan dengan sampan dilengkapi baling-baling bermotor.
Pada Senin 17 Desember 2012, Labuhan Haji menjadi pusat perayaan Hari Nusantara ke-13 di hadiri oleh Wakil Presiden Boediono beserta istri, Ny Herawati Boedionono. Saat puncak acara, dimeriahkan dengan pemberian sejumlah penghargaan, Satyalancana Wira Karya kepada empat tokoh dari berbagai provinsi di Indonesia.
Momen peringatan Hari Nusantara ke-13 diawali dengan kegiatan pameran mulai dari tanggal 13 sampai dengan 17 Desember 2012 lalu. Ayo ke Lombok By +Bungas Zahid
Tag :
Wisata
3 Komentar untuk "Labuhan Haji Pariwisata Lombok Timur"
sungguh disayangkan, perjalanan politik menghambat pembangunan, semoga secepatnya dilakukan pembangunan kembali, agar pelabuhan ini bisa menjadi awal kebangkitan ekonomi NTB, khhususnya Lombok Timur, sebagaimana tujuan awal pembangun pelabuhan ini... amin...
@SAJANG RINJANI TREK Lombok memiliki potensi yang sangat bagus untuk pariwisata kalangan internasional . . . . lombok memliki banyak pantai yang indah . . Ayo kita majukan daerah lombok dan perkenalkan kepada masyarakat luar . . . .
metal gear survive, Manage aliases on your Microsoft account